Easter Weekend 2007 (1)
Paskah.... berasal dari kata Pasca, artinya lewat... bahasa Inggrisnya PassOver lebih cocok dibanding dengan kata Easter. Paskah pertama kali terjadi ketika Musa hendak memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, yaitu ketika tulah ke-10, umat Israel diperintahkan untuk mengorbankan domba, dan darahnya dioleskan di atas pintu rumah, agar ketika roh Allah datang untuk membunuh anak sulung, dia akan 'lewat' dari rumah itu.
Paskah sebenarnya bukan untuk merayakan kebangkitan Kristus, tetapi sebaliknya kebangkitan Kristus terjadi di hari Paskah.
Paskah adalah acara yang paling besar di GPBB sepanjang tahun. Mulai dengan minggu2 prapaskah yang diawali dengan rabu abu, memasuki minggu sengsara, kamis putih, jumat Agung, sabtu sunyi dan minggu Paskah. Biasanya di gereja akan ada tema kotbah yang berantai di sepanjang minggu2 Prapaskah hingga minggu Paskah itu sendiri.
Kamis Putih, 5 April 2007
Yang menyampaikan kotbah adalah Pr Budi. Inti dari kotbah adalah, seberapa kita mengenal Tuhan kita. Apakah kita hanya tahu tentang Tuhan saja, tetapi tidak pernah benar2 mengenal Dia? To know about God, and to know God, is two different thing.
Di dalam kitab Kejadian, ketika Adam 'tahu' Hawa, maka Hawa mengandung. Di dalam injil, ada juga yang mengatakan, ketika Yusuf mengetahui bahwa Maria mengandung oleh roh Kudus, Joseph did not 'know' Mary, sampai Yesus lahir. Tahu, mempunyai suatu arti yang lebih dalam, dibanding dengan sekedar tahu nama saja.
Kaum intelektual, yang banyak memakai logika, rasionalisasi, seringkali lebih banyak mencari pengetahuan dalam bentuk teori, argument, tetapi seringkali tidak 'tahu' akan Tuhan, karena Tuhan susah dijelaskan dengan rasio. Para HT, pelayan Tuhan juga seringkali terjebak dalam dilemma yang sama, karena sudah terlalu dalam mempelajari ilmu tentang Tuhan, tetapi pengenalan kepada Tuhan secara pribadi, mungkin belum cukup atau bahkan tidak ada.
Kalau bicara tentang pengetahuan, di muka bumi ini adakah yang lebih pintar dari internet, sumber dari segala pengetahuan, yang baik ataupun yang buruk? Atau lebih specific, google, wikipedia, dll, yang sudah menjadi website yang dikunjungi setiap hari untuk mencari 'tahu'?
Tetapi apa gunanya, kalau kita punya segudang ilmu pengetahuan tentang Tuhan, tetapi kita secara pribadi tidak mengenal Tuhan? Apa gunanya kita punya segudang pengetahuan, tetapi hidup kita berjalan menuju kehampaan, tanpa ada arah atau tujuan yang tepat?
Jauh lebih baik, seorang buruh yang tau sedikit tentang Tuhan, tetapi mengenal Tuhan secara pribadi, dibanding dengan kita yang mengakui diri adalah aktifis, tetapi menolak untuk mengenal Tuhan secara pribadi.
Apabila saya mengakui Tuhan, sebagai Tuhan yang maha mengampuni, mengasihi, apakah response saya? Apakah saya akan senantiasa berbuat dosa, sehingga bisa diampuni, dikasihi terus? Tidak, saya harus hidup kudus, tetapi ketika saya gagal, saya tahu, Tuhan ada di situ dan Dia mau mengampuni dan mengasihiku.
Jumat Agung, 6 April 2007
Jumat Agung, biasanya diperingati bersamaan dengan perjamuan kudus. Untuk memperingati jumat agung, jemaat dihimbau untuk berpakaian hitam, karena pada hari ini, 2000 tahun yang lalu Tuhan Yesus mati di kayu salib. Majelis jemaat juga dihimbau untuk pakai baju hitam, plus jas hitam. Jadi seperti MIB minus kacamata hitam.
Karena ini kebaktian special, penyambut dan kolekte juga dipimpin oleh anggota MJ. Harus diatur, siapa yang bisa datang, siapa yang ga bisa, siapa yang telat. Briefing posisi berdiri, briefing cara oper kantong dan tray perjamuan kudus.
Jadinya, anggota MJ kebanyakan ga bisa 'menikmati' kebaktian khusus, yang juga merupakan kebaktian keluarga ini. Kadang dipikir2 ironis juga. Kita menghimbau keluarga untuk duduk bersama di dalam ibadah, tetapi kita sendiri tidak bisa duduk bersama keluarga kita.
Ada kejadian lucu, waktu doa setelah meminum anggur perjamuan kudus, Lana kecil yang sudah bisa jalan, tiba2 muncul di atas mimbar. Ternyata pada saat doa, dia kabur meninggalkan orang tuanya, dan nyelinap ke depan mimbar. Lucu sekali. Saya 'tangkap' dari belakang dan membawa Lana kembali ke maminya yang ada di barisan paling belakang.
Kotbah di kebaktian Jumat Agung ini, justru tidak begitu tercetak di pikiran seperti kasus Lana. Yang diingat adalah perwakilan dari masing2 kelompok jemaat turut mengambil bagian dalam ibadah. Kotbah tetap tentang Hosea, yang mengatakan bahwa Tuhan lah yang dulu memanggil kita keluar dari Mesir, tetapi semakin Tuhan memanggil, semakin Israel menjauhi. Tuhan tetap setia, sekalipun kita tidak setia.
Paskah sebenarnya bukan untuk merayakan kebangkitan Kristus, tetapi sebaliknya kebangkitan Kristus terjadi di hari Paskah.
Paskah adalah acara yang paling besar di GPBB sepanjang tahun. Mulai dengan minggu2 prapaskah yang diawali dengan rabu abu, memasuki minggu sengsara, kamis putih, jumat Agung, sabtu sunyi dan minggu Paskah. Biasanya di gereja akan ada tema kotbah yang berantai di sepanjang minggu2 Prapaskah hingga minggu Paskah itu sendiri.
Kamis Putih, 5 April 2007
Yang menyampaikan kotbah adalah Pr Budi. Inti dari kotbah adalah, seberapa kita mengenal Tuhan kita. Apakah kita hanya tahu tentang Tuhan saja, tetapi tidak pernah benar2 mengenal Dia? To know about God, and to know God, is two different thing.
Di dalam kitab Kejadian, ketika Adam 'tahu' Hawa, maka Hawa mengandung. Di dalam injil, ada juga yang mengatakan, ketika Yusuf mengetahui bahwa Maria mengandung oleh roh Kudus, Joseph did not 'know' Mary, sampai Yesus lahir. Tahu, mempunyai suatu arti yang lebih dalam, dibanding dengan sekedar tahu nama saja.
Kaum intelektual, yang banyak memakai logika, rasionalisasi, seringkali lebih banyak mencari pengetahuan dalam bentuk teori, argument, tetapi seringkali tidak 'tahu' akan Tuhan, karena Tuhan susah dijelaskan dengan rasio. Para HT, pelayan Tuhan juga seringkali terjebak dalam dilemma yang sama, karena sudah terlalu dalam mempelajari ilmu tentang Tuhan, tetapi pengenalan kepada Tuhan secara pribadi, mungkin belum cukup atau bahkan tidak ada.
Kalau bicara tentang pengetahuan, di muka bumi ini adakah yang lebih pintar dari internet, sumber dari segala pengetahuan, yang baik ataupun yang buruk? Atau lebih specific, google, wikipedia, dll, yang sudah menjadi website yang dikunjungi setiap hari untuk mencari 'tahu'?
Tetapi apa gunanya, kalau kita punya segudang ilmu pengetahuan tentang Tuhan, tetapi kita secara pribadi tidak mengenal Tuhan? Apa gunanya kita punya segudang pengetahuan, tetapi hidup kita berjalan menuju kehampaan, tanpa ada arah atau tujuan yang tepat?
Jauh lebih baik, seorang buruh yang tau sedikit tentang Tuhan, tetapi mengenal Tuhan secara pribadi, dibanding dengan kita yang mengakui diri adalah aktifis, tetapi menolak untuk mengenal Tuhan secara pribadi.
Apabila saya mengakui Tuhan, sebagai Tuhan yang maha mengampuni, mengasihi, apakah response saya? Apakah saya akan senantiasa berbuat dosa, sehingga bisa diampuni, dikasihi terus? Tidak, saya harus hidup kudus, tetapi ketika saya gagal, saya tahu, Tuhan ada di situ dan Dia mau mengampuni dan mengasihiku.
Jumat Agung, 6 April 2007
Jumat Agung, biasanya diperingati bersamaan dengan perjamuan kudus. Untuk memperingati jumat agung, jemaat dihimbau untuk berpakaian hitam, karena pada hari ini, 2000 tahun yang lalu Tuhan Yesus mati di kayu salib. Majelis jemaat juga dihimbau untuk pakai baju hitam, plus jas hitam. Jadi seperti MIB minus kacamata hitam.
Karena ini kebaktian special, penyambut dan kolekte juga dipimpin oleh anggota MJ. Harus diatur, siapa yang bisa datang, siapa yang ga bisa, siapa yang telat. Briefing posisi berdiri, briefing cara oper kantong dan tray perjamuan kudus.
Jadinya, anggota MJ kebanyakan ga bisa 'menikmati' kebaktian khusus, yang juga merupakan kebaktian keluarga ini. Kadang dipikir2 ironis juga. Kita menghimbau keluarga untuk duduk bersama di dalam ibadah, tetapi kita sendiri tidak bisa duduk bersama keluarga kita.
Ada kejadian lucu, waktu doa setelah meminum anggur perjamuan kudus, Lana kecil yang sudah bisa jalan, tiba2 muncul di atas mimbar. Ternyata pada saat doa, dia kabur meninggalkan orang tuanya, dan nyelinap ke depan mimbar. Lucu sekali. Saya 'tangkap' dari belakang dan membawa Lana kembali ke maminya yang ada di barisan paling belakang.
Kotbah di kebaktian Jumat Agung ini, justru tidak begitu tercetak di pikiran seperti kasus Lana. Yang diingat adalah perwakilan dari masing2 kelompok jemaat turut mengambil bagian dalam ibadah. Kotbah tetap tentang Hosea, yang mengatakan bahwa Tuhan lah yang dulu memanggil kita keluar dari Mesir, tetapi semakin Tuhan memanggil, semakin Israel menjauhi. Tuhan tetap setia, sekalipun kita tidak setia.
Labels: pelayanan
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home