Kunci, lambang kekuasaan
Ada hubungan apa antara kunci dan kekuasaan?
Dalam kantong seseorang, biasanya ada banyak kunci. Kunci rumah, kunci kamar, kunci kantor, kunci mobil, kunci laci, dan banyak lagi. Masing-masing kunci melambangkan suatu otoritas. Kunci rumah melambangkan kita mempunyai hak untuk masuk ke rumah itu. Kunci kantor melambangkan kita mempunyai hak untuk masuk ke kamar kita.
Sudah lebih dari seminggu saya meninggalkan pekerjaan di kantor. Kunci kantor sudah dibalikin. Access Card sudah dibalikin. Kunci laci juga sudah dibalikin. Kartu hijau untuk ke klinik dokter juga sudah dibalikin. Tidak terasa, untaian kunci dalam kantong menjadi tambah kecil.
Kebetulan, untuk tugas di gereja juga terjadi perubahan. Kunci untuk lemari kolportase, brankas kolportase sudah dibalikin. Kunci untuk lemari peralatan perjamuan kudus juga dibalikin.
Tanpa disadari dalam waktu yang singkat sekali, untaian kunci di dalam kantong menjadi kecil sekali. Itu seiring dengan hilangnya kuasa atau hak saya. Ada banyak orang yang tidak bisa melewati "Post Power Syndrome" ini. Ada yang bahkan menjadi gila. Itu pertanda, bahwa kita tidak lagi berkuasa atas diri kita sendiri. Tetapi justru sebaliknya: jabatan, kuasa, hak duniawi itu mungkin yang sudah menjadi raja atas diri kita. Ketika dilepaskan, semua hal itu seakan sudah menjadi bagian dari daging kita, sehingga susah sekali untuk dipotong dan dibuang.
Saya bersyukur, ketika kunci demi kunci dicopot dari untaian kunciku, saya tidak merasa sakit. Saya sadar, Tuhan akan mempercayakan 'kunci' baru untukku di masa depan. Tetapi yang paling saya syukuri adalah biar dalam keadaan apapun juga, saya pasti memegang satu Kunci, Kunci Keselamatan yang sudah dianugerahkan Tuhan dengan cuma-cuma untuk masuk ke kerajaan Surga. Tidak ada yang lebih penting dari kunci itu bukan?
Dalam kantong seseorang, biasanya ada banyak kunci. Kunci rumah, kunci kamar, kunci kantor, kunci mobil, kunci laci, dan banyak lagi. Masing-masing kunci melambangkan suatu otoritas. Kunci rumah melambangkan kita mempunyai hak untuk masuk ke rumah itu. Kunci kantor melambangkan kita mempunyai hak untuk masuk ke kamar kita.
Sudah lebih dari seminggu saya meninggalkan pekerjaan di kantor. Kunci kantor sudah dibalikin. Access Card sudah dibalikin. Kunci laci juga sudah dibalikin. Kartu hijau untuk ke klinik dokter juga sudah dibalikin. Tidak terasa, untaian kunci dalam kantong menjadi tambah kecil.
Kebetulan, untuk tugas di gereja juga terjadi perubahan. Kunci untuk lemari kolportase, brankas kolportase sudah dibalikin. Kunci untuk lemari peralatan perjamuan kudus juga dibalikin.
Tanpa disadari dalam waktu yang singkat sekali, untaian kunci di dalam kantong menjadi kecil sekali. Itu seiring dengan hilangnya kuasa atau hak saya. Ada banyak orang yang tidak bisa melewati "Post Power Syndrome" ini. Ada yang bahkan menjadi gila. Itu pertanda, bahwa kita tidak lagi berkuasa atas diri kita sendiri. Tetapi justru sebaliknya: jabatan, kuasa, hak duniawi itu mungkin yang sudah menjadi raja atas diri kita. Ketika dilepaskan, semua hal itu seakan sudah menjadi bagian dari daging kita, sehingga susah sekali untuk dipotong dan dibuang.
Saya bersyukur, ketika kunci demi kunci dicopot dari untaian kunciku, saya tidak merasa sakit. Saya sadar, Tuhan akan mempercayakan 'kunci' baru untukku di masa depan. Tetapi yang paling saya syukuri adalah biar dalam keadaan apapun juga, saya pasti memegang satu Kunci, Kunci Keselamatan yang sudah dianugerahkan Tuhan dengan cuma-cuma untuk masuk ke kerajaan Surga. Tidak ada yang lebih penting dari kunci itu bukan?
Labels: Christian Essence, Kingdom Facts
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home