Slaving in Seoul (1)
Pernah nonton film sleepless in Seattle?
yang gue alamin kurang lebih sama... at least bagian sleep-less nya. Kurang tidur sih.
Jadi enaknya ganti jadi Slaving in Seoul. Kenapa Slaving?
Hari kamis, ketika masih di UOB, mendapat kabar kalo aku disuruh ke Korea. Surat2 semua dipersiapkan, untuk apply visa ke Korea. Jumat pagi ke Kedubes Korea di Goldbell Tower, di scotts road untuk daftar. Katanya perlu 4 hari untuk keluar visanya. Lewat travel agency juga sama. Jadi baru hari rabu dapat visanya.
Miracle does happen. But maybe not for the benefit of me. Company yg ngundang saya untuk datang ke korea itu punya kenalan di kedubes Korea. Setelah ditelpon, Visa saya langsung 'jadi'. Jam 3 sampai ke kedubes untuk ngambil Visa. total 48 dolar (belum tambah taxi pulang pergi 2 kali).
Setelah itu, dapat telpon dari Korea. Mau minta aku untuk berangkat malam itu? wah.. gile aja, ini mah super dadakan. Papa mama siang ini datang, dan malam ini janji mau makan malam bersama. Mana mungkin? suhu di korea lagi 0 derajat gitu. apa baju dingin cukup. pusing. Persiapan untuk project yg ga jelas ini juga gak beres2. cape.
Aku bilang, ada tugas di gereja, ngajar PS anak bareng YY. kalau bisa berangkat minggu sore. Akhirnya diputuskan, oleh boss, bahwa aku akan berangkat sabtu pagi jam 8. apa boleh buat, katanya di sana lagi urgent banget, butuh bantuan aku.
Malam, makan bareng ortu, terus pulang. Packing, packing, packing... hingga jam 2an. Kepikiran ada sesuatu yang menggantung di hati. Akhirnya telepon 'seseorang' untuk mengungkapkan isi hati. Bersyukur banget, akhirnya aku bisa menyatakan secara langsung. Biar apapun jawabannya, aku jadi lega, dan bisa berangkat ke korea dengan tenang. Bersyukur sekali. :)
Tidur, jam 6 bangun, 6.30 naik taxi ke changi. Naik Thai airlines. Ke Bangkok, 2 jam-an. transit 1 jam, terus ke Hongkong 2 jam-an, transit 1 jam, baru ke Incheon (Seoul), 3 jam. Parah. Company mau hemat, naik pesawat spt ini, gak ada inflight personal tv. mau tiduran, juga terbangun terus, abis terbang bentar aja juga udah mendarat.
Mendarat jam 7.30 jam setempat (korea 1 jam lebih awal dari SG). diinterogasi di imigrasi bentar. di jemput business partner. Sempat nyewa HP dulu, karena network di korea itu 3G, jadi HPku ga bisa dipakai.
Kirain mau diajak makan/ke hotel istirahat. eh taunya diajak ke kantor. Dari situ mulailah masa2 slaving. Ceritanya masih panjang, tetapi hari ini sudah larut.. besok2 sambung lagi :)
to be continued....
yang gue alamin kurang lebih sama... at least bagian sleep-less nya. Kurang tidur sih.
Jadi enaknya ganti jadi Slaving in Seoul. Kenapa Slaving?
Hari kamis, ketika masih di UOB, mendapat kabar kalo aku disuruh ke Korea. Surat2 semua dipersiapkan, untuk apply visa ke Korea. Jumat pagi ke Kedubes Korea di Goldbell Tower, di scotts road untuk daftar. Katanya perlu 4 hari untuk keluar visanya. Lewat travel agency juga sama. Jadi baru hari rabu dapat visanya.
Miracle does happen. But maybe not for the benefit of me. Company yg ngundang saya untuk datang ke korea itu punya kenalan di kedubes Korea. Setelah ditelpon, Visa saya langsung 'jadi'. Jam 3 sampai ke kedubes untuk ngambil Visa. total 48 dolar (belum tambah taxi pulang pergi 2 kali).
Setelah itu, dapat telpon dari Korea. Mau minta aku untuk berangkat malam itu? wah.. gile aja, ini mah super dadakan. Papa mama siang ini datang, dan malam ini janji mau makan malam bersama. Mana mungkin? suhu di korea lagi 0 derajat gitu. apa baju dingin cukup. pusing. Persiapan untuk project yg ga jelas ini juga gak beres2. cape.
Aku bilang, ada tugas di gereja, ngajar PS anak bareng YY. kalau bisa berangkat minggu sore. Akhirnya diputuskan, oleh boss, bahwa aku akan berangkat sabtu pagi jam 8. apa boleh buat, katanya di sana lagi urgent banget, butuh bantuan aku.
Malam, makan bareng ortu, terus pulang. Packing, packing, packing... hingga jam 2an. Kepikiran ada sesuatu yang menggantung di hati. Akhirnya telepon 'seseorang' untuk mengungkapkan isi hati. Bersyukur banget, akhirnya aku bisa menyatakan secara langsung. Biar apapun jawabannya, aku jadi lega, dan bisa berangkat ke korea dengan tenang. Bersyukur sekali. :)
Tidur, jam 6 bangun, 6.30 naik taxi ke changi. Naik Thai airlines. Ke Bangkok, 2 jam-an. transit 1 jam, terus ke Hongkong 2 jam-an, transit 1 jam, baru ke Incheon (Seoul), 3 jam. Parah. Company mau hemat, naik pesawat spt ini, gak ada inflight personal tv. mau tiduran, juga terbangun terus, abis terbang bentar aja juga udah mendarat.
Mendarat jam 7.30 jam setempat (korea 1 jam lebih awal dari SG). diinterogasi di imigrasi bentar. di jemput business partner. Sempat nyewa HP dulu, karena network di korea itu 3G, jadi HPku ga bisa dipakai.
Kirain mau diajak makan/ke hotel istirahat. eh taunya diajak ke kantor. Dari situ mulailah masa2 slaving. Ceritanya masih panjang, tetapi hari ini sudah larut.. besok2 sambung lagi :)
to be continued....
Labels: business trip, journal
1 Comments:
At 3:34 pm , fizboy said...
siapa suh?
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home