Lectio Divina
Lectio Divina (LD), adalah satu istilah dari bahasa Latin. Artinya dalam bahasa Inggris adalah Divine Reading, atau proses membaca kudus. LD adalah metode berdoa dan membaca Firman Tuhan dengan tujuan meningkatkan komunikasi atau interaksi dengan Tuhan. LD adalah satu cara beribadah melalui proses membaca, merenung, mendengar, dan akhirnya mendoakan Firmat Tuhan tersebut.
Bulan September 2005, Paus Benedict XVI mengatakan:
Waktu
Secara konvensional, LD dipraktekkan dalam satu jam yang sudah disisihkan untuk berdoa. Dalam praktek di Singapore, LD bisa dibagi menjadi menjadi 4 proses yang dilakukan dalam 4 waktu yang berbeda.
Tempat
Tempat melakukan LD harus tenang, dan bebas dari benda-benda yang mengganggu konsentrasi (HP, gambar2 aneh), dan juga harus comfortable, sehingga kita tidak menjadi terganggu oleh posisi duduk kita sendiri.
4 Tahap dalam Lectio Divina:
Lectio: Proses membaca Firman Tuhan secara perlahan-lahan, beberapa kali. Bacakan kata perkata, dan biarkan Firman Tuhan itu bergema di dalam pikiran kita.
Meditatio: Refleksi atau perenungan akan Firman Tuhan yang dibaca. Usahakan untuk jangan masuk ke dalam penggalian FT. Tetapi biarkanlah Firman Tuhan itu berbicara sendiri terhadap hidup kita, pekerjaan kita, hubungan kita.
Oratio: Mengucapkan atau berbincang-bincang dengan Tuhan. Dari apa yang sudah direnungkan, ucapkan kepada Tuhan (Tuhan ada di ruangan ini bersama dengan kita). Ungkapkan apa yang kita dapatkan dari meditatio, sampaikan segala beban, dosa, ilham, sukacita, syukur yang didapatkan dari perenungan tadi secara verbal.
Contemplatio: Dengarkan suara Tuhan. Berdiam diri dan buka hati serta bebaskan pikiran dari segala hal (sekuler, rohani) dan coba untuk mendengar suara Tuhan. Rasakan damai dan aman yang berasal dari Tuhan turun ke dalam hati kita. Tuhan akan berbicara kepada kita melalui saat-saat hening ini.
Bulan September 2005, Paus Benedict XVI mengatakan:
"I would like in particular to recall and recommend the ancient tradition of Lectio divina: the diligent reading of Sacred Scripture accompanied by prayer brings about that intimate dialogue in which the person reading hears God who is speaking, and in praying, responds to him with trusting openness of heart. If it is effectively promoted, this practice will bring to the Church - I am convinced of it - a new spiritual springtime."
Waktu
Secara konvensional, LD dipraktekkan dalam satu jam yang sudah disisihkan untuk berdoa. Dalam praktek di Singapore, LD bisa dibagi menjadi menjadi 4 proses yang dilakukan dalam 4 waktu yang berbeda.
Tempat
Tempat melakukan LD harus tenang, dan bebas dari benda-benda yang mengganggu konsentrasi (HP, gambar2 aneh), dan juga harus comfortable, sehingga kita tidak menjadi terganggu oleh posisi duduk kita sendiri.
4 Tahap dalam Lectio Divina:
Lectio: Proses membaca Firman Tuhan secara perlahan-lahan, beberapa kali. Bacakan kata perkata, dan biarkan Firman Tuhan itu bergema di dalam pikiran kita.
Meditatio: Refleksi atau perenungan akan Firman Tuhan yang dibaca. Usahakan untuk jangan masuk ke dalam penggalian FT. Tetapi biarkanlah Firman Tuhan itu berbicara sendiri terhadap hidup kita, pekerjaan kita, hubungan kita.
Oratio: Mengucapkan atau berbincang-bincang dengan Tuhan. Dari apa yang sudah direnungkan, ucapkan kepada Tuhan (Tuhan ada di ruangan ini bersama dengan kita). Ungkapkan apa yang kita dapatkan dari meditatio, sampaikan segala beban, dosa, ilham, sukacita, syukur yang didapatkan dari perenungan tadi secara verbal.
Contemplatio: Dengarkan suara Tuhan. Berdiam diri dan buka hati serta bebaskan pikiran dari segala hal (sekuler, rohani) dan coba untuk mendengar suara Tuhan. Rasakan damai dan aman yang berasal dari Tuhan turun ke dalam hati kita. Tuhan akan berbicara kepada kita melalui saat-saat hening ini.
Labels: Christian Essence
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home